Minggu, 19 Oktober 2008

bahaya kejenuhan.

'bahaya kejenuhan'

dua suku kata itu ternyata menjadikan saya khawatir. Bak bom waktu yang akan meledak. Saya seperti seorang tentara yang menunggu bom waktu meledak oleh bom yang dipasangnya sendiri. 'Gawat' kalau saja hal itu menyerang saya. Sejauh ini belum. Masih ingat secuil kumpulan cerita tentang 'gadis pantai'. iya-begitulah, saya tidaklah susah melukiskan keindahan tentang gadis itu. Namun saya tidak bercerita dihari ini. Saya ingin menambahkan saja, senyumnya itu mengikat, menyengat dan membuat saya menggigil pula. Itu cukup sudah.

Coba saya tarik paradoksnya:
"mengikat, menyengat dan menggigil" itu menyulitkan saya untuk bosan. Saya anggap itu obat penawar dari bahaya kejenuhan.
Bom-pun bisa meledakkan saya kapan dan dimana saja. sampai saya pun didera bom bahaya kejenuhan. sekali lagi, bom itu belum ledakkan saya. Ini semua sebagai rasa, yang mungkin bisa jadi obat penawar pula. Cobalah untuk terus mengagumi seutuhnya apa yang sedang dijalani, meski berat. Mungkin itu rembesan dari mengikat, menyengat,& menggigil.

Saya akui pula, terkadang sulit. gadis pantai pun manusia. sangat lekat dengan ketidaksempurnaan. Saya tidak pernah bosan karena terus mengaguminya. itu saja.
Serasa runtuh semua kesal, benci, bosan disaat lakukan itu.

Yang terlupa, saya tidak pernah terbesit memikirkan gadis pantai itu punya rasa bosan. Dia pun tidak pernah bertopeng dengan saya-semoga saja-flo.
Saya pun sulit mengindahkan diri saya, bagian mana yang patut dikaguminya. Pantas saja ia bosan.
jadi bila 'bahaya kejenuhan' menyelimutinya. biarlah saya ke dokter cinta dulu untuk minta obat penawarnya. Karena mungkin saja 'formula obat mengagumi seutuhnya' itu tak mempan. Belum tahu obat mujarab untuknya.

Terbesit, saya beri diri saya susuk pemikat setiap hari. tapi ini lelucon saya.
Menyebalkan memang bila saya berlelucon, sangatlah garing kaya kerupuk.

Kesempatan ini, maaf untuk gadis pantai.

Kata 'seutuhnya' adalah kartu AS saya atau kata kunci. tapi ini kan teori. lagi-lagi prakteknya nol besar.

Entah pikiran setan dari mana, saat menulis ini saya malah mencari kebosanan dengan si gadis pantai. Mencoba-coba, kiranya adakah dari sisinya yang menjadi misiyu (bahan peladak)untuk mempercepat bom waktu kebosanan meledak dan menderitai saya.

ahh sudahlah, itu bukan yang saya ingin flo. jangan jadi misyiu.

Tidak ada komentar: